Tentang Kamu, Nisa-ku!

Assalamualaikum warohmatullah,

Sudah lama sekali saya tidak emng aktifkan blog ini. Blog ini sepertinya dibuat saat saya masih di bangku SMA kelas 1. Beraawal dari tugas mata pelajaran TIK akhirnya muncul lah blog ini. Di awal saya sangat senang, saya mengutamakan tampilan blog ini. Memberikan banyak permainan dan tampilan menarik pada awal pembuatan blog (entah saya sudah lupa istilah teknologinya apa). Dan saat ini saya sudah menikah. Tertawa, sesekali membaca postingan saya sebelum-sebelumnya. Dan senang sekali dapat ber nostalgia mengenai kehidupan SMA saya, walau banyak konten yang kurang jelas dan isinya curhatan semua. Tapi saya merasa cukup puas dapat menulis itu semua.

Hal yang membuat saya ingin kembali menulis seusuatu di blog ini adalah, karena teman saya. Sahabat saya, Nisa Bella Yuldasani yang inshaAllah minggu depan akan menyusul saya menikah. Alhamdulillah, I'm so glad to hear that. Dia suka membuka blog saya dan membaca isinya, mengingat-ngingat, bernostalgia tentang masa SMA kami, hal ini membuat saya kembali semangat menulis di blog. Banyak hal terukir dan jelas tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Saya sangat bersyukur bisa hidup di bumi Allah ini dengan memiliki sahabat sebaik dia. Mungkin bagian ini bisa menyampaikan surat cinta khusus dari saya untuk dia. Entah dia akan membukanya atau tidak, tetapi saya akan tetap menulis surat ini dan saya yakin, suatu saat dia akan membacanya. Andai dia tahu, menulis tentangnya, selalu membuat saya tersenyum.

Ini nisa saat menghadiri akad nikah saya. Saat itu dia blm tahu kalau akan dilamar oleh calon suaminya

Dear Nisaku,
Aku ingat betul bagaimana awal mula kita bertemu saat SMP. Kamu anak kelas VII A dan aku VII B. Kita sangat tidak dekat waktu itu. Tapi aku mendengar banyak mengenalmu dari teman-temanku, karena kamu anak yang lembut dan sangat pintar, Hampir semua siswa tidak pernah bisa menandingi nilaimu. Entah apa yang kamu makan selama ini. Buku-buku pelajaran yang kamu jadikan camilan atau buku catatan pelajaranmu yang kau jadikan makanan pokok, aku tidak pernah tahu. Tahun pertama di SMP kita tidak satu kelas, tapi aku berusaha sok asik dneganmu, kamu sangat dingin. Tahun kedua kita juga tidak satu kelas, tapi aku juga masih pede sok kenal sok dekat denganmu. Kalau diingat-ingat aku selalu membuat keramaian di sekolah. Tawuran dengan anak laki-laki, berangkat sekolah sering terlambat, di strap hampir setiap hari. Sampai akhirnya di tahun ketiga SMP kita satu kelas, ya XI A adalah kelas kita. Dan kita masih belum dekat, tetapi entah mengapa Allah mempertemukan kita dalam tiap kesempatan. Walaupun aku anak yang cukup brutal tapi aku dipilih menjadi pengibar bendera bersamamu. dari situ kita mulai berkenalan, lalu entah mengapa juga saat lomba puisi, aku diminta mengirimu bermain musik. Entah dengan keyboard atau dengan gitar yang kupetik. Sesekali, kau ingin aku bernyanyi untukmu. Aku ingaaaaat betul pandangan kosong, melamun dan menghayati lagu setiap aku bernyanyi untukmu. Sampai akhirnya, aku dengan PDnya bilang "Kamu mau ngga jadi sahabatku?". DIAM kamu cuman diam dan acuh padaku. Tapi aku masih tidak tahu malu dan terus mendekatimu, karena kamu sering membutuhkanku bermain gitar hehehe.

Sampai akhirnya masa SMP selesai. Kita masuk ke SMA yang sama, iya.. 14tahunku ter dedikasikan di yayasan Al Muslim, dari TK-SMA di yayasan ini. Dan kita satu kelas lagi (mau bagaimana, kami angkatan kedua dan kelasnya cuman ada 1). Kita kembali dipertemukan dan semakin sering bertemu dalam sebuah acara. Karena kamu semakin aktif berpuisi dan aku selalu mendampingimu. Aku ingat tampil perdana kita di SD untuk mengisi buka bersama anak yatim lalu dilanjut di Cito dan Royal Plaza untuk mengisi acara pameran sekolah. Dari situ sadarkah kamu? Kita semakin dekat secara alami. Ditambah saat kelas 2 SMA aku mengajakmu ikut lomba LKTI. Karena ambisiku yang besar untuk masuk teknik sipil ITS saat itu, aku pun mendengar bahwa anak yang mampu berprestasi di fakultas tersebut dapat dipertimbangkan untuk masuk ke fakultas itu. Sehingga aku mulai banyak mencari lomba untuk mengumpulkan pundi-2 sertifikat agar dapat mudah masuk jurusan sipil ITS saat lulus SMA nanti. Tentunya, aku harus mengajak orang paling pintar di sekolahku (karena otakku pas-pasan dan aku hanya menang semangat) kuajaklah kamu dan kamu pun mau hehehehehe. Dan kita membutuhkan 1 orang lagi yang mampu merealisasikan ide kita secara teknis dan terpilih lah sakti (anaknya sekaran sudah 2, huhu, time flies so fast)

Kita semakin dekat, dekat, dekat, dan dekat. Awal mula kali pertama mengikuti LKTI tingkat Nasional, dan kita meraih juara III. Itu membuat kita semakin dekat. Banyak hal yang kusampaikan ke kamu, sedih, senang, gundah, bahagia, semua hal kamu ketahui. Begitu pula dirimu. Lalu kembali aku mengajak lomba LKTI Sipil di IPB dan kita mampu meraih Juara II tingkat nasional. Entah, entah, entah se bahagia itu kala itu, ketika kita bisa meraih keberhasilan bersama dan kita menjadi semakiiin dekat. Sadarkah kamu? Bahwa saat itu, kita mulai menjadi zona nyaman satu sama lainnya.

Aku dan kamu memang dua pribadi yang sangat amat jauh bertolak belakang sifatnya, pemikirannya, pola belajarnya, bahkan kehidupannya. SANGAT BERBEDA. Nisa, kamu merupakan pribadi yang sangat melankoli, sungguh melankoli sempurna! Hatimu sangat lembut, tertutup, sensitif, berhati-hati, teliti dan sangaaat setia. Tidak mudah bosan dengan sesuatu, lebih keibuan dan dapat memahami kondisi lingkungan, tidak suka terlibat dalam masalah, suka perdamaian, pandai mengalah, dan daridulu aku selalu berkata bahwa nisa, kamu ini sosok yang mudah didekatkan jodohnya. Andaikata dengan pria manapun, kamu bisa menjadi pribadi yang solehah tanpa banyak arahan (karena sudah sadar diri dan tipe penurut banget sama ortu). Hmm.. anak berbakti. Bagaimana denganku? HUHUHU tidak perlu ditanya, aku adalah kebalikanmu sekali, dan kamu sangat memahami itu. Dan itulah, karena sifat kita yang sangat berbeda ini, membuat kita sangat berjodoh. Aku menjadi paham mengapa jodoh itu memiliki pribadi yang bertolak belakang dengan kita, karena tugas seorang pasangan adalah saling melengkapi. Seperti puzzle. Dan itulah yang berlaku dalam persahabatan kita

Dan akhirnya, kita dipisahkan oleh masa kuliah. Dimana aku masuk di PTN UNAIR dan kamu di PTN ITS. Kita memiliki hidup kita masing-masing, mulai jarang bertemu, jarang bercerita. Tapi entah, entah mengapa, hati ini rasanya dekat, dan tidak jauh-jauh, sesekali salah satu diantara kita akan memulai perbincangan melalui chatting. Entah aku dulu, atau kamu. Entah sekedar bilang kangen, cerita agak panjang, sampai bertemu dan mendatangi kampus salah satu. Inilah yang kurasa. Kualitas persahabatan itu bukan diukur karena jarak, tapi karena rasa dan saling mengingatkan kita dalam kebaikan. Aku merasakan betul impact itu. Kita berlomba dalam memperbaiki diri, saling meluapkan isi hati dan saling menenangkan.

Dan sungguh, ini benar-benar-benar-benar-benar suratan takdir Allah yang membuatku begitu merinding. Aku tahu betul perjalanan asmaramu. Dikecewakan berkali-kali, dibuat sakit, dibuat berharap dan kita sempat akan mengambil program kuliah pra nikah. Aku yang memberi info di awal, tapi kembali karena aku mulai diterima kerja duluan, dan kamu belum (tapi Allah punya rencana lain), kamu ikut kelas itu duluan. Bulan demi bulan berlalu dan aku banyak melihat perubahan lebih baik padamu. Sunnah, kamu semakin dekat dengan sunnah, dan aku semakin jauh HUHUHU... (semoga Allah selalu melindungi kita dalam kebaikan). Setelah mendapati kelas pra nikah kamu kembali dibuat berharap dan dikecewakan untuk kesekian kalinya, tetapi tidak lama dari masa itu kamu langsung diterima kerja di tempat yang masyaAllah.. sampai sekarang aku terharu T__T

Hari pernikahanku semakin dekat, kamu semakin galau dan tak percaya aku akan menikah. Chat-chat kamu kirimkan ke WAku dan kita menjadi sulit bertemu (undanganku pun tidak kuberikan padamu), sampai saat itu kamu belum memiliki seorang pun disampingmu. Kamu tidak dekat dengan siapapun, dan kamu datang ke pernikahanku hanya dengan belahan hatimu, yaitu ayahmu. Tapi tapi tapi tapi entah... takdir sekali, setelah hari pernikahanku berlangsung pria yang kamu nantikan datang mengajak taaruf, HUHUHUHU AKU TERHARUUUUUUUUUUU. Tepat hari senin, 2 juli 2018. Dia mengajakmu taaruf di minggu itu. Aku sangat amat sangat amat sangat amat terharuuu.. ndak bisa diungkapkan dengan kata-2. Padahal pria itu yang sempat kamu bicarakan kepadaku dan berharap dia baik untukmu, dan dia mengajakmu taaruf!!


NISAKU!
Sabtu, 15 September 2018 besok adalah hari yang kamu tunggu-tunggu. Separuh fase kehidupanmu akan dimulai pada hari itu. Aku berharap, keberkahan, kebahagiaan dan kelimpahan nikmat akan selalu menyertaimu. Aku sangat terharu dengan semua suratan Allah ini, bagaimana Allah mempertemukan kita dan menjaga kita sangat baiik hingga saat ini. Nisa, aku tak tahu seberapa besar rasa sayangmu padaku sebagai seorang sahabat, tetapi marilah kita selalu menjaga hubungan baik ini, saling memberikan manfaat sampai maut memisahkan. Bila Allah berkehendak, mari kita sama-sama saling menolong di akhirat nanti. Tetaplah dalam kebaikan nisaku! Aku menyayangimu! Persiapkan dirimu. Tetap tenang dan banyak berdoa!

Wassalamualaikum warohmatullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angkatan 2 SMA IC Al Muslim

Me and My Bother